IDXChannel - Dalam dua kuartal terakhir, ekonomi Indonesia tetap beraja di jalur positif meski sempat diterjang badai pandemi Covid-19. Kondisi itu tak lepas dari peran komiditas sawit yang berkontribusi mencapai 15,6% dari total ekspor non-migas.
Tak hanya itu, sawit juga telah menyumbang 3,5% terhadap PDB nasional serta membuat Indonesia menghemat devisa sebesar Rp56 triliun. Untuk itu, industri yang mempekerjakan 16,2 juta pekerja dinilai membutuhkan dukungan dengan penelitian dan pengembangan agar memiliki daya saing sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan aspek penguatan, aspek pengembangan, dan aspek peningkatan pemberdayaan perkebunan dan industri sawit yang bersinergi baik dari hulu maupun hilir merupakan fokus yang pertama.
Kemudian yang kedua, terkait dengan konsolidasi data, produktivitas, peningkatan kapasitas maupun teknologi di pabrik kelapa sawit, dan tentunya pemberdayaan petani sawit. Ketiga, pengembangan domestik market dengan penggunaan bahan bakar nabati, dan riset di bidang pengembangan biodisel 100 dan avtur.
“Riset ini harus terus dilakukan agar produk sawit bisa terus memberikan nilai tambah, dan hilirnya juga perlu ditingkatkan. Industri sawit ini selain mendorong kemandirian energi, mengurangi emisi gas, juga mengurangi impor solar atau diesel sebesar 38 triliun rupiah di tahun 2020, sedangkan tahun ini dengan adanya program B30 diperkirakan terjadi penghematan devisa sebesar 56 triliun rupiah,” ungkap Airlangga di Jakarta, Rabu (17/11/2021).