sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Devisa RI Hemat Rp56 Triliun, Airlangga Ungkap Penyebabnya Penggunaan Sawit

Economics editor Michelle Natalia
17/11/2021 15:01 WIB
Dalam dua kuartal terakhir, ekonomi Indonesia tetap beraja di jalur positif meski sempat diterjang badai pandemi Covid-19.
Devisa RI Hemat Rp56 Triliun, Airlangga Ungkap Penyebabnya Penggunaan Sawit. (Foto: MNC Media)
Devisa RI Hemat Rp56 Triliun, Airlangga Ungkap Penyebabnya Penggunaan Sawit. (Foto: MNC Media)

Program mandatori Biodiesel B30 juga mendorong stabilitas harga sawit dan membuat sawit masuk dalam supercycle dengan harga sebesar USD 1,283 per ton. Selain itu, sawit juga memberikan nilai tukar kepada petani dengan harga Tandan Buah Segar (TBS) yang juga relatif paling tinggi selama periode ini, yaitu antara Rp2.800 sampai Rp3.000 rupiah per TBS.

Airlangga mengharapkan adanya proses perbaikan yang terus-menerus terutama dari hulu mulai dari perbaikan benih/varietas, pupuk, alat mesin, kultur budidaya, cara-cara teknik panen, sampai dengan hilir berupa pengembangan produk untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, memperluas pasar, serta memperhatikan aspek kelestarian lingkungan.

Terkait dengan situasi kebun sawit, saat ini kepemilikan masyarakat masih sebesar 41%. Oleh karena itu smallholders perlu diberikan dukungan terutama menghadapi isu perubahan iklim dan juga isu terkait dengan hasil kebun rakyat yang selama ini lebih rendah daripada kebun yang dimiliki oleh swasta maupun BUMN.

Pada kesempatan tersebut, Airlangga menyampaikan dalam event internasional COP26 yang diselenggarakan di Glasglow, Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mendukung smallholders bersama dengan Inggris yang mana Indonesia berfungsi sebagai co-chair pada Forest, Agriculture, and Commodity, Trade (FACT) Dialogue.

Indonesia terus mendorong persamaan hak dan kewajiban antara negara konsumen dan negara produsen komoditas pertanian, perkebunan dan kehutanan. Dalam FACT Roadmap disampaikan bahwa komoditas pertanian termasuk sawit, penting untuk memulai pembangunan berkelanjutan terutama mempromosikan pembangunan ekonomi, mengurangi kemiskinan, dan berkontribusi pada ketahanan pangan, mitigasi perubahan iklim, dan meningkatkan mata pencaharian para petani.

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement