Diagnosis Hepatitis Misterius Baru Keluar Setelah Pasien Jalani Empat Jenis Tes Ini

IDXChannel - Seorang pasien baru mendapatkan diagnosis hepatitis misterius setelah menjalani 4 jenis tes yang memerlukan waktu cukup lama. Makanya, ada status pending classification pada kasus hepatitis misterius ini.
Ya, pasien dinyatakan berstatus 'pending classification' karena hasil pemeriksaan di rumah sakit ataupun laboratorium belum keluar sampai laporan perlu disampaikan ke Kementerian Kesehatan.
Memangnya, apa saja tes yang harus dijalani pasien untuk mendapatkan diagnosis hepatitis misterius?
Menurut Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso dr Mohammad Syahril, keempat tes tersebut harus dijalani pasien untuk memastikan status penyakitnya dan menjamin penanganan lebih lanjut supaya pasien dapat sembuh dengan optimal.
"Serangkaian tes perlu dijalani pasien. Ini terkait juga dengan masih misteriusnya penyebab penyakit, sehingga beberapa tes perlu dilalui untuk memastikan diagnosis sesuai dengan standar Badan Kesehatan Dunia (WHO)," papar dr Syahril, Jumat (13/5/2022).
Benar, setidaknya ada 3 definisi status kesehatan pada penyakit hepatitis misterius ini, antara lain confirmed atau konfirmasi yang belum tersedia definisinya. Lalu, ada probable yang artinya pasien dinyatakan negatif hepatitis A sampai E, nilai SGOT dan SGPT di atas 500 IU/L, usia di bawah 16 tahun, dan kasus ditemukan sejak 1 Oktober 2021.
Satu status kesehatan lainnya pada penyakit hepatitis misterius ini adalah epi-linked yang artinya pasien negatif hepatitis A sampai E, dialami segala usia, dan kontak erat dengan kasus probable yang ditemukan sejak 1 Oktober 2021.
Nah, untuk memastikan pasien ada di status kesehatan mana, ada 4 jenis tes yang perlu dijalani. Apa saja?
1. Tes hepatitis A sampai E
Pemeriksaan hepatitis A sampai E harus dijalani pasien. Ini untuk memastikan apakah semua tipe hepatitis negatif atau ada yang positif. Kalau ada yang positif 1 tipe saja, maka pasien tidak bisa dikategorikan pada pasien probable atau epi-linked hepatitis misterius.
Dokter Syahril dalam kesempatan ini mengklarifikasi bahwa ada rumor berkembang bahwa Indonesia belum mampu mendeteksi hepatitis E. "Itu tidak benar, sudah sejak lama Indonesia mampu melakukan tes hepatitis E," tegasnya. Artinya, semua tipe hepatitis mampu dideteksi di Indonesia.
2. Pemeriksaan SGOT dan SGPT
Ini merupakan pemeriksaan laboratorium. Nilai SGOT dan SGPT menjadi penting untuk didapatkan karena bagian dari penilaian diagnosis hepatitis misterius.
3. Swab tenggorokan dan hidung
Ya, swab tenggorokan dan hidung dilakukan juga pada pasien diduga hepatitis misterius. Menurut dr Syahril, ini penting untuk memastikan bahwa pasien tidak terinfeksi penyakit lain misalnya Covid-19.
"Dan data yang kami miliki, dari 18 pasien diduga hepatitis misterius, semuanya negatif Covid-19. Ini penting diketahui juga agar penilaian diagnosis tidak menjadi bias," ungkapnya.
4. Tes rektal atau dubur
Tes dubur pun dilakukan pada pasien diduga hepatitis misterius. Ini pun diperlukan untuk memastikan pasien tidak terinfeksi virus lain dilihat dari duburnya, termasuk di dalamnya penilaian warna feses yang menjadi salah satu gejala hepatitis misterius.
(NDA)