IDXChannel - Perkembangan tingkat pergerakan harga (inflasi) di Sumatera Utara (Sumut) dalam masa Pandemi Covid-19 di 2 tahun terakhir relatif terjaga dan cenderung di bawah sasaran inflasi nasional.
Hal itu disampaikan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Medan, Soekowardojo dalam Rapat Koordinasi Provinsi (Rakorprov) Tim Pengendali Inflasi Daerah Provinsi se-Sumatera Utara di Balroom Hotel Adi Mulya Medan, Selasa (30/11/2021).
Menurut Soeko, komponen inti inflasi relatif lebih rendah dibandingkan kondisi normal pada tahun-tahun sebelum terjadinya pandemi, disamping komponen volatile food yang relatif terjaga.
"Kondisi ini memerlukan peran aktif Pemerintah untuk melakukan program-program yang dapat mendorong daya beli masyarakat di tengah berbagai keterbatasan mobilitas dan aktivitas ekonomi, khususnya melalui percepatan realisasi belanja. Data Direktorat Jenderal Bina Keuangan Daerah, realisasi belanja Sumut mencapai 70,87 % per 19 Nov 2021," terang Soeko.
Secara umum, kata Soeko, kelompok bahan makanan masih terus menjadi faktor pendorong utama fluktuasi inflasi/deflasi di Sumatera Utara. Khususnya komoditas cabai merah, cabai rawit, daging ayam ras, minyak goreng, dan bawang merah. Penguatan strategi 4K oleh TPID menjadi faktor penting untuk menjaga ketersediaan pasokan dalam jumlah yang optimal sepanjang waktu demi menjaga stabilitas harga bahan pangan.