Belum kuatnya permintaan di berbagai wilayah menyebabkan realisasi inflasi terkini masih relatif rendah. Termasuk di Sumatera Utara dan mayoritas daerah secara nasional terjaga di batas bawah target inflasi nasional. Momentum HBKN Natal dan Tahun Baru 2022 diharapkan dapat menjadi momentum untuk mendorong daya beli masyarakat dan pencapaian inflasi pada sasaran nasional.
"Memperkuat produksi pangan antar waktu dan antar daerah menyadi salah satu solusi alternatif untuk mendukung pengendalian inflasi yang disebabkan oleh fluktuasi komponen volatile food. Beberapa upaya yang dapat dilakukan antara lain penguatan ekosistem usaha Pertanian dan optimalisasi penggunaan sistem informasi," jelasnya.
Sementara itu dari sisi pertumbuhan ekonomi, pada triwulan III-2021 pertumbuhan ekonomi di berbagai negara melambat akibat kenaikan kasus varian delta Covid-19, serta gangguan rantai pasokan dan energi. Memasuki triwulan IV 2021, pemulihan ekonomi diperkirakan terus berlangsung melihat perkembangan berbagai indikator terkini mulai dari Purchasing Manager Index (PMI) keyakinan konsumen, dan penjualan ritel.
Sejalan dengan kondisi global, perekonomian di Sumatera Utara juga mencatat melambat, tumbuh 3,67%(yoy) pada triwulan IIl 2021. Peningkatan kasus Covid-19 pasca Idul Fitri, menyebabkan pembatasan mobilitas diterapkan kembali sepanjang Juli Agustus 2021.
Dari sisi pengeluaran, PPKM berdampak kuat pada konsumsi Rumah Tangga dan Pemerintah seiring dengan menurunnya permintaan dan terbatasnya realisasi belanja dan jasa pemerintah. Dari sisi lapangan usaha, seluruh komponen utama mengalami perlambatan karena menurunnya permintaan pasca HBKN Idul Fitri dan sulitnya beraktivitas di kala PPKM Level 4.