Diketahui, Chu memiliki sekitar 70% saham Huabao International. Dia sering dijuluki ‘ratu vaping China’ karena mengawasi masuknya Huabao International ke pasar rokok elektrik, Forbes memperkirakan kekayaan bersihnya mencapai USD2,6 miliar atau setara Rp37,1 triliun pada penutupan Senin.
Pada tahun 1996, saat Chu berusia 26 tahun, dia mendirikan pendahulu Huabao International. Perusahaan mulai berdagang di bursa saham Hong Kong melalui pencatatan pintu belakang setelah mengakuisisi perusahaan yang terdaftar pada 2004, dan menyelesaikan merger terbalik satu dekade setelah pendiriannya pada 2006.
Pada 2012, Huabao International menjadi sasaran Anonymous Analytics, cabang dari kelompok peretas Anonymous, yang menuduh perusahaan tembakau dan wewangian China itu membayar lebih beberapa perusahaan yang dibelinya dari Chu. Akibatnya, Huabao International meminta penghentian sementara perdagangan sahamnya di bursa Hong Kong.
Saham Huabao International turun 8% pada awal Agustus 2021 setelah outlet media pemerintah Xinhua menyerukan pengetatan pembatasan penjualan rokok elektrik, karena para pelajar muda menemukan cara untuk mengatasi larangan penjualan rokok elektrik secara nasional kepada mereka yang berusia di bawah 18 tahun. (TYO)