Namun ketiga platform tersebut masih belum terintegrasi satu sama lain. "Jadi kalau tadi kita melihat konsep besar tentang smart connected airport itu terus digagas dan dibahas kemudian dikembangkan, nah ini yang saya sebut, bagaimana nanti antar platform, seperti travelin dia bisa koneksi ke iPerform, iPerform bisa terkoneksi ke Pocket ACDM, Pocket ACDM bisa mendrive informasi bagi pelanggan yang ada di travelin, dan semuanya," tuturnya.
Jadi kalau hari ini dibutuhkan tambahan pergerakan 10 atau 20 atau 100 extra flight, sistem yang ada di ekosistem tadi, maskapai, bandara, AirNav, bisa langsung cepat mensetup.
Melalui kolaborasi yang lebih erat lewat A-CDM maka efesiensi dan efektifitas dapat dicapai. A-CDM menciptakan kolaborasi lebih erat antara operator bandara, penyedia jasa navigasi penerbangan (AirNav Indonesia), maskapai, penyedia jasa ground handling dan stakeholder lainnya guna meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam operasional penerbangan.
"Saat ini kita terkena pandemi, tapi service recovery secara cepat harus kita siapkan, dan salah satu faktor yang akan membantu percepatan itu adalah digital adoption, atau adopsi tentang implementasi digital kita, baik di operasi layanan, yang sekaligus membantu recovery industri ini, dan sekaligus mempercepat pemulihan ekonomi nasional," tuturnya. (TYO)