Di samping itu, Taliban juga memiliki dana namun tidak semuanya didapatkan secara legal. Menurut laporan Dewan Keamanan (DK) PBB yang diterbitkan pada Juli lalu, Taliban kerap mengandalkan kegiatan ilegal untuk mendanai kelompoknya, seperti perdagangan narkoba dan produksi opium, pemerasan, peculikan untuk mendapat tebusan, eksploitasi mineral dan pendapatan dari pengumpulan pajak di sejumlah daerah dalam kendali mereka.
Dari kegiatan tersebut, DK PBB memperkirakan Taliban memiliki pendapatan sekitar 300 juta hingga 1,6 miliar dolar AS per tahun.
"Dukungan keuangan eksternal, termasuk sumbangan dari orang-orang kaya dan jaringan yayasan amal nonpemerintah juga merupakan bagian penting dari pendapatan Taliban," tulis laporan PBB.
Kelompok ini juga berusaha mengeksploitasi kekayaan mineral Afghanistan. PBB melaporkan, sektor pertambangan menyumbang pendapatan ke Taliban sebesar 464 juta dolar AS pada tahun lalu.
Sementara itu, data Asian Development Bank menyebut lebih dari 47 persen penduduk negara itu hidup di bawah garis kemiskinan pada 2020. Sebagian rumah tangga bergantung pada sektor pertanian dengan produktivitas rendah.