IDXChannel - Gara-gara merilis data demi kepentingan China, kini integritas dari Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) dipertanyakan. Apalagi, terdapat pengakuan dari 20 persen pegawainya yang dinilai dapat mempengaruhi kredibilitas lembaga ini.
Dilansir oleh Reuters, Jumat (1/7/2022), sekitar 20 persen dari pegawai IMF mengaku mendapatkan tekanan dari pengawas mereka, hal itu didapatkan dari survei internal yang diterbitkan pada Kamis kemarin.
Survei tersebut dilaksanakan sebagai bagian dari tinjauan standar integritas data yang umumnya dianggap kuat serta mekanisme untuk tata kelola kelembagaan.
Tinjauan tersebut diluncurkan tahun lalu oleh Dewan Eksekutif IMF pada September 2021 menyusul tuduhan bahwa Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva menekan staf Bank Dunia untuk mengubah data untuk mendukung China pada 2017, ketika itu dia menjadi kepala eksekutif pemberi pinjaman pembangunan.
Meski sudah dilakukan penyelidikan terkait laporan tersebut, namun anggota dewan pengawas IMF memutuskan untuk mempertahankan Georgieva sebagai direktur pelaksana IMF, namun tetap melanjutkan peninjauan kebijakan integritas data IMF.
Tinjauan IMF terhadap kerangka pengaman institusi menemukan bahwa IMF "umumnya memiliki mekanisme yang kuat untuk memastikan standar tinggi tata kelola kelembagaan dan integritas analitis, bersama dengan mekanisme yang dikembangkan dengan baik untuk membantu anggota IMF menyiapkan data yang kuat."
Dikatakan sistem penyelesaian sengketa IMF sebanding dengan lembaga internasional lainnya dan menyediakan "beberapa mekanisme formal dan informal" bagi karyawan untuk mengungkapkan keprihatinan tempat kerja mereka.
Namun diakui bahwa ada kesenjangan dalam sistem, seperti proses tinjauan internal yang meningkatkan risiko bahwa staf akan memilih topik untuk tinjauan negara yang penting bagi IMF tetapi kurang relevan untuk daerah tersebut.
"Secara umum, budaya IMF cenderung tidak cukup mendorong staf untuk menyuarakan pandangan yang berbeda," kata IMF dalam laporan tersebut.
Sebuah kelompok kerja pada integritas data dan analisis merekomendasikan bahwa lebih banyak yang harus dilakukan untuk memperjelas peran manajemen dan direktur eksekutif negara dalam analisis negara yang dilakukan staf dan untuk memperkuat independensi analisis staf, kata laporan itu.
Transparansi dan dokumentasi sistem tinjauan internal IMF juga harus ditingkatkan, dengan tinjauan dari Kantor Dana Audit Internal, menurut laporan tersebut. (TYO)