IDXChannel - Badan Urusan Logistik (Bulog) memproyeksikan produksi pertanian khususnya beras akan turun hingga 20 persen dalam jangka waktu 20-50 tahun mendatang. Artinya, harga beras pun akan ikut terkerek naik.
Direktur Utama Bulog Bayu Krisnamurthi mengatakan, hal itu terjadi seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk hingga mencapai 50 juta jiwa dalam jangka waktu 20-50 tahun ke depan.
"Kita sadari jumlah penduduk akan terus bertambah di Indonesia. Pertumbuhannya 50 juta jiwa dalam waktu 20-50 tahun ke depan. Kami memproyeksikan di tahun 2050 jumlah produksi beras akan turun hingga 20 persen dan harga akan naik 20 persen," ujar Bayu di Jakarta, Rabu (31/7/2024).
Menurutnya, Indonesia akan menghadapi masalah yang besar dari sisi pangan bila tidak ada upaya tepat dalam meningkatkan produktivitas di sektor pertanian.
Kata dia, tetap menggunakan cara konvensional dalam memproduksi beras justru akan menurunkan harga dan menaikkan harga pangan di masa mendatang. Untuk itu, diperlukan intervensi teknologi untuk menjaga ketahanan pangan.
"Namun dengan menggunakan teknologi, cukup memberikan prospek yang baik, produktivitas beras menjadi lebih tinggi. Bioteknologi menjadi harapan dan jawaban atas masalah yang dihadapi di sektor pangan Indonesia. Yang perlu kita tekankan ke depan adalah bioteknologi," kata dia.
Hal senada juga diungkapkan oleh Direktur Perumusan Standar Keamanan dan Mutu Pangan Bapanas Yusra Egayanti. Dia menilai salah satu solusi untuk meningkatkan ketahanan pangan adalah dengan pemanfaatan benih Produk Rekayasa Genetik (PRG) di sektor pertanian.
"Dengan populasi penduduk yang diprediksi mencapai 324 juta jiwa pada 2045, tentu harus dibarengi dengan kesiapan kita memproduksi bahan pangan yang lebih besar. Salah satu teknologi yang kami tepat adalah dengan pemanfaatan benih PRG di sektor pertanian," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif CropLife Indonesia Agung Kurniawan mencontohkan keberhasilan beberapa negara Asia seperti Vietnam dan Filipina yang telah mengadopsi bioteknologi lalu mengalami peningkatan produktivitas pertanian hingga 30 persen.
Pencapaian ini menunjukkan potensi besar pemanfaatan bioteknologi dalam memperkuat ketahanan pangan dan kesejahteraan petani.
"Kami berharap sinergi antara berbagai pihak ini dapat mendorong pengembangan dan komersialisasi benih bioteknologi di pasar, sehingga para petani dapat merasakan dampak positif yang sama seperti di negara-negara lainnya," kata dia.
(Dhera Arizona)