Kata dia, tetap menggunakan cara konvensional dalam memproduksi beras justru akan menurunkan harga dan menaikkan harga pangan di masa mendatang. Untuk itu, diperlukan intervensi teknologi untuk menjaga ketahanan pangan.
"Namun dengan menggunakan teknologi, cukup memberikan prospek yang baik, produktivitas beras menjadi lebih tinggi. Bioteknologi menjadi harapan dan jawaban atas masalah yang dihadapi di sektor pangan Indonesia. Yang perlu kita tekankan ke depan adalah bioteknologi," kata dia.
Hal senada juga diungkapkan oleh Direktur Perumusan Standar Keamanan dan Mutu Pangan Bapanas Yusra Egayanti. Dia menilai salah satu solusi untuk meningkatkan ketahanan pangan adalah dengan pemanfaatan benih Produk Rekayasa Genetik (PRG) di sektor pertanian.
"Dengan populasi penduduk yang diprediksi mencapai 324 juta jiwa pada 2045, tentu harus dibarengi dengan kesiapan kita memproduksi bahan pangan yang lebih besar. Salah satu teknologi yang kami tepat adalah dengan pemanfaatan benih PRG di sektor pertanian," ujarnya.