IDXChannel - Kontribusi bursa karbon terhadap ekonomi hijau saat memang menjadi pusat perhatian pemerintah Indonesia. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperkirakan perdagangan karbon melalui pertukaran karbon akan dimulai pada 26 September 2023, menandai babak baru dalam upaya besar Indonesia untuk menurunkan emisi gas rumah kaca.
Urgensi sistem perdagangan karbon yang diatur dapat mempercepat dampak positif terhadap potensi ekonomi hijau berbasis alam atau potensi kredit karbon.
Kontribusi Bursa Karbon Terhadap Ekonomi Hijau
Di tahun lalu, Menteri Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartato mengatakan bahwa Pembangunan rendah karbon merupakan bagian dari strategi transformasi menuju ekonomi hijau dan pembangunan berkelanjutan. Pembangunan rendah karbon juga menjadi tulang punggung ekonomi hijau untuk mewujudkan visi Indonesia maju pada tahun 2045 dan mencapai nol emisi pada tahun 2060.
Transformasi perekonomian Indonesia menuju ekonomi hijau merupakan strategi RI untuk keluar dari “jebakan pendapatan menengah”. Ekonomi hijau dan pembangunan rendah karbon akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan tetap menjaga kualitas lingkungan.
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan Indonesia mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya penurunan emisi gas rumah kaca secara global, karena Indonesia merupakan satu-satunya negara yang hampir 70% penurunan emisi karbonnya berbasis sektor alam.