sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Ditopang Rafi, Ekonomi Indonesia Diproyeksi Tembus 4,92 Persen di Trwulan I-2023

Economics editor Michelle Natalia
04/05/2023 08:00 WIB
kontributor terbesar Produk Domestik Bruto (PDB) dari sisi pengeluaran, yaitu konsumsi rumah tangga, tumbuh tinggi sebesar 4,48 persen pada triwulan IV-2022.
Ditopang Rafi, Ekonomi Indonesia Diproyeksi Tembus 4,92 Persen di Trwulan I-2023 (foto: MNC Media)
Ditopang Rafi, Ekonomi Indonesia Diproyeksi Tembus 4,92 Persen di Trwulan I-2023 (foto: MNC Media)

IDXChannel - Momen Ramadan dan Idul Fitri (Rafi) dinilai bakal cukup mampu mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia jadi lebih maksimal pada triwulan I-2023 lalu.

Dengan adanya aktifitas domestik yang kuat di sepanjang momen Rafi, perekonomian nasional diperkirakan mampu tumbuh hingga 4,92 persen dalam periode tiga bulan pertama tahun ini.

"Kami memperkirakan ekonomi akan tumbuh positif 4,92 persen di triwulan I-2023 dan 4,9 sampai lima persen untuk keseluruhan 2023," Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB Universitas Indonesia (UI), Teuku Riefky, dalam keterangan resminya, Kamis (4/5/2023). 

Menurut Riefky, kontributor terbesar Produk Domestik Bruto (PDB) dari sisi pengeluaran, yaitu konsumsi rumah tangga, tumbuh tinggi sebesar 4,48 persen pada triwulan IV-2022 dengan pertumbuhan yang persisten di semua kelompok pengeluaran.

"Ini sebagai hasil dari kepercayaan konsumen yang lebih tinggi setelah pembatasan sosial yang dilonggarkan dan pandemi Covid-19 yang terkendali," tutur Riefky. 

Tak hanya itu, pertumbuhan kredit terus melaju hingga 11,52 persen (yoy) di triwulan IV-2022, ditandai sebagai level tertinggi sejak era pra-pandemi.

Inflasi tahunan pun tercatat menurun menjadi 4,33 persen (yoy) pada bulan April 2023 dengan kenaikan harga hanya tercatat pada kelompok pakaian dan alas kaki mengikuti penyambutan Idul Fitri.

"Kepercayaan investor terhadap perekonomian domestik membaik tercermin dari berlanjutnya realisasi FDI yang lebih tinggi di triwulan I-2023," ungkap Riefky.

Namun, Riefky juga menyoroti harga komoditas yang lebih rendah menurunkan surplus perdagangan di triwulan I-2023 dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Tren ini, sebut Riefky, akan berlangsung sepanjang tahun 2023 karena bahan mentah dan komoditas masih menjadi mayoritas ekspor Indonesia.

"Sebagai akibat dari penurunan surplus barang, neraca transaksi berjalan dapat terkoreksi pada tahun 2023. Estimasi penurunan surplus perdagangan sebagian telah tercermin dalam surplus perdagangan yang lebih rendah pada QI-2023 dibandingkan dengan surplus di QIV-2022 karena turunnya baik ekspor maupun impor," tegas Riefky. (TSA)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement