sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Dolar AS Kian Agresif, Bagaimana Utang Luar Negeri PLN?

Economics editor Suparjo Ramalan
29/09/2022 17:25 WIB
PT PLN (Persero) tidak menampik melejitnya dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah memengaruhi kinerja keuangan perusahaan.
Dolar AS Kian Agresif, Bagaimana Utang Luar Negeri PLN? (Foto: MNC Media)
Dolar AS Kian Agresif, Bagaimana Utang Luar Negeri PLN? (Foto: MNC Media)

IDXChannel - PT PLN (Persero) tidak menampik melejitnya dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah memengaruhi  kinerja keuangan perusahaan. Hal ini lantaran pinjaman perseroan dalam bentuk valuta asing (valas). 

Direktur Manajemen Distribusi PLN Adi Priyanto menjelaskan, perkasanya dolar terhadap rupiah berdampak terhadap profit and loss PLN. 

"Penguatan dolar ini pasti berdampak terhadap profit and loss PLN karena beberapa pinjaman kita dalam bentuk valas," ujar Adi saat acara Ngopi BUMN, Jakarta, Kamis (29/9/2022).

Namun begitu, saat ini kondisi keuangan PLN masih terkendali meski posisi dolar AS sudah berada di angka Rp 15.262 terhadap dolar AS. "Tadi pagi diskusi dengan Direktur Keuangan kami masih bisa mengendalikan dengan baik," tuturnya.

Kementerian BUMN tidak menutup kemungkinan akan menggunakan mata uang asing lain untuk mencari sumber pendanaan atau utang. Kemungkinan tersebut lantaran dampak kenaikan suku bunga The Fed yang membuat dolar Amerika Serikat semakin perkasa terhadap Rupiah. 

Wakil Menteri BUMN II, Kartika Wirjoatmodjo atau Tiko menyebut pihaknya telah mempertimbangkan BUMN akan menggunakan mata uang asing, selain dolar. 

"Ini memang jadi pemikiran buat kita untuk mencari pendanaan dari currency lain karena yen maupun euro dan GBP memang melemah," kata Tiko.

Tiko tidak mengelak bahwa naiknya dolar AS dan agresifnya kebijakan The Fed menjadi pekerjaan rumah (PR) buat pemerintah, khusus Kementerian BUMN. 

"Tentunya ini jadi PR kita bersama dan di asset management bank kita sedang me-review untuk melakukan juga beberapa konversi untuk mengurangi exposure terhadap USD-IDR," ucap dia.

Karena itu, pilihan menggunakan mata uang asing di luar dolar bisa saja dilakukan BUMN. Terutama dalam menerbitkan obligasi dengan denominasi non dolar seperti Yen, Euro, dan poundsterling. Menurutnya, Rupiah masih menguat terhadap ketiga mata uang tersebut. 

"Kalau nggak di dolar ada opsi di Yen, samurai bond, terus di Euro atau bahkan beberapa mungkin di China. Dulu sempat buka ada dimsum bond dan sebagainya dan ini sedang kita kaji," tuturnya.

(DES)

Halaman : 1 2 3
Berita Rekomendasi

Berita Terkait
Advertisement
Advertisement