"Tentunya ini jadi PR kita bersama dan di asset management bank kita sedang me-review untuk melakukan juga beberapa konversi untuk mengurangi exposure terhadap USD-IDR," kata dia.
Karena itu, pilihan menggunakan mata uang asing di luar dolar AS bisa saja dilakukan BUMN. Terutama dalam menerbitkan obligasi dengan denominasi non dolar, seperti Yen, Euro, dan Poundsterling. Menurutnya, Rupiah masih menguat terhadap ketiga mata uang tersebut.
"Kalau enggak di dolar ada opsi di Yen, samurai bond, terus di Euro atau bahkan beberapa mungkin di China. Dulu sempat buka ada dimsum bond dan sebagainya dan ini sedang kita kaji," tuturnya.
Kementerian BUMN tidak mengelak kenaikan dolar AS terhadap nilai tukar Rupiah akan berdampak pada tingkat produksi perusahaan pelat merah. Adapun BUMN yang dimaksud adalah PT PLN (Persero) dan PT Pertamina (Persero).