Sementara di internal pemerintahan AS, pernyataan Trump disebut mengejutkan para pejabat. Sejumlah pejabat dari Departemen Keuangan dan Departemen Luar Negeri mengaku tidak mendapatkan informasi sebelumnya dan belum ada kejelasan soal bagaimana perubahan ini akan diimplementasikan dalam kerangka hukum sanksi yang berlaku.
Gedung Putih kemudian merilis klarifikasi sanksi formal masih tetap berlaku. Gedung Putih menjelaskan pernyataan Trump lebih bertujuan memberikan sinyal bahwa jalur distribusi energi melalui Selat Hormuz tetap aman dan terbuka, sesuatu yang sangat penting bagi konsumen utama seperti China.
Analis menilai keputusan Trump ini sebagai langkah politis menjelang putaran baru negosiasi dagang dengan China. China adalah mitra dagang utama sekaligus pembeli terbesar minyak mentah Iran.
Beberapa pengamat menyebutnya sebagai isyarat goodwill kepada kedua negara untuk mendukung stabilitas di kawasan dan membuka jalur diplomasi lebih lanjut. Meski demikian, pelaku pasar dan entitas komersial di China disebut masih akan berhati-hati. Tanpa arahan resmi dari Departemen Keuangan AS, ketidakpastian hukum tetap menjadi risiko bagi perusahaan energi.
(Ibnu Hariyanto)