Ia juga menyoroti potensi besar di wilayah Natuna yang menyimpan cadangan gas mencapai 222 triliun kaki kubik (TCF), meski menghadapi tantangan kandungan CO2 yang tinggi, yakni hingga 72 persen.
"Artinya apa? Cadangan kita masih cukup luar biasa, dan ini adalah peluang besar jika dikelola dengan baik," tegasnya.
Bahlil juga menegaskan bahwa pemerintah akan terus mempercepat eksplorasi dan pengembangan blok migas untuk mengurangi ketergantungan pada impor serta memperkuat ketahanan energi nasional.
Dengan strategi tersebut, Bahlil berharap bisa mendorong lifting migas yang tengah merosot. Sepanjang 2024, lifting migas Indonesia hanya mencapai sekitar 580 ribu barel. Sementara konsumsi migas mencapai sekitar 1,6 juta barel.
Hal itu menyebabkan Indonesia menghabiskan sekitar USD35 miliar sampai dengan USD40 miliar untuk impor migas.
(Febrina Ratna Iskana)