Dia menerangkan, industri menengah merupakan stimulus dalam bentuk ekosistem yang dikayakan dengan inovasi teknologi agar merangsang anak muda masuk terlibat dalam memdorong percepatan UMKM di Indonesia.
Dengan populasi 64% anak muda ini menjadi pertanda apakah 2045 itu Indonesia menjadi negara maju atau tidak.
"Kalau gagal mengelola 64% untuk ambil bagian mengelola sektor-sektor produktif ekonomi rakyat kita dengan inovasi teknologi, saya kira sulit kita mencapai tujuan itu, tapi kalau 64% populasi anak muda punya tekad ambil bagian membawa inovasi teknologi di sektor produktif saya kira tidak terllau sulit untuk mencapai tujuan 2045 (Indonesia emas)," katanya.
Dia menambahkan, berdasarkan survei data bank dunia, ada 18 negara dengan kualitas pendapatan anak-anak muda di sektor pertanian, pertenakan, hingga perikanan kondisinya tidak begitu baik.
Pasalnya, inovasi telnologi belum mendukungnya sehingga perlu menjadi fokus utama dalam memperkuat transformasi pelaku usaha mikro untuk bisa tumbuh menjadi kecil dan menengah.
"Yang bisa kita fasilitasi adalah memperkuat medium industri tadi membangun industri2 menengah, itu lah yang kita bangun rumah produksi bersama, ini bukan ujug-ujug muncul suatu ekonomi baru, justru rumah produksi bersama ini cara kita memperkuat dan memperluas akses ekonomi bagi pelaku yang eksisting, saat ini sudah ada 8 rumah produksi bersama," pungkasnya.
(NIY)