Darmawan juga menjelaskan bahwa penambahan pembangkit EBT yang berbasis pada surya dan angin yang bersifat intermiten akan memberi tekanan cukup besar pada keandalan sistem kelistrikan PLN saat ini. Adanya intermintensi tersebut membutuhkan inovasi teknologi agar sistem PLN tetap stabil.
Untuk mengatasi hal tersebut, PLN telah merancang pengembangan smart grid dengan smart power plant dan flexible generation yang dilengkapi smart transmission, smart distribution, smart control center dan smart meter. Dengan upaya tersebut penambahan kapasitas pembangkit surya dan angin bisa meningkat dari 5 GW menjadi 28 GW pada 2040.
Turut hadir dalam Rapat Dengar Pendapat tersebut, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Yudo Dwinanda Priaadi, Direktur Transmisi dan Perencanaan Sistem PLN Evy Haryadi, Direktur Pembangkitan PLN Adi Lumakso, Direktur Distribusi PLN Adi Priyanto, Direktur Utama PLN Nusantara Power Ruly Firmansyah, dan Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra. (NIA)