Kemudian pada 2021, produksi padi juga surplus 1,31 juta ton, dan tetap melakukan impor sebanyak 407.741 ton. Pada 2022, produksi padi kembali surplus 1,74 juta ton dan impor juga dilakukan sebanyak 501.700 ton.
"Saya sampai tanya ke pakar-pakar yang S3, cuma saya waktu itu nanya S7 tidak ada, surplus apa sih pengertiannya, surplus itu kan lebih," kata Sudin.
Bahkan berdasarkan data dari Direktorat Jendral Tanaman Pangan Kementan, khusus produktivitas beras sejak 2015 hingga 2022, sebetulnya selalu surplus, akan tetapi untuk memenuhi cadangan berasnya, Bulog tetap menggunakan impor.
"Tahun 2019, surplusnya 2,38 juta ton, tahun selanjutnya juga surplus, kalau surplus kok harus ada impor?" pungkas Sudin.
(FAY)