Menurut Bharat, temuan ini memperlihatkan bahwa pertumbuhan median harga menunjukkan potensi yang berbeda dari masing-masing kota. Surakarta atau Solo cenderung menjadi pasar potensial bagi pencari hunian dari kalangan kelas menengah, menengah-bawah dengan ukuran bangunan yang relatif kecil.
“Sementara Bandung, Denpasar dan Jakarta Pusat memiliki potensi bagi kelas menengah, menengah atas dengan pertumbuhan harga signifikan pada luas bangunan yang lebih besar,” ungkap Bharat.
Sejak awal 2023, permintaan rumah di Surakarta mengalami tren peningkatan, dengan pertumbuhan secara year-to-date permintaan rumah jual sebesar 49,1% dan rumah sewa sebesar 55,3%. Terdapat lima kecamatan di Surakarta yang paling diminati, yaitu Banjarsari (37,3%), Jebres (35,9%), Laweyan (17,0%), Pasar Kliwon (5,7%) dan Serengan (4,1%).
Dari segi pembeli potensial, hunian di Surakarta diminati oleh kalangan pembeli dari dua wilayah terdekat, seperti Yogyakarta (21,1%) dan Semarang (15,8%). Diikuti calon pembeli potensial dari kota Surakarta itu sendiri (14,1%) dan Jakarta (10,4%).