sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Dua Strategi Kemenhub Agar Masyarakat Mau Beralih ke Transportasi Publik

Economics editor Advenia Elisabeth/MPI
09/09/2021 19:39 WIB
Kementerian Perhubungan berupaya agar masyarakat beralih menggunakan transportasi publik dan meninggalkan kendaraan pribadinya.
Dua Strategi Kemenhub Agar Masyarakat Mau Beralih ke Transportasi Publik (FOTO: MNC Media)
Dua Strategi Kemenhub Agar Masyarakat Mau Beralih ke Transportasi Publik (FOTO: MNC Media)

IDXChannel - Kementerian Perhubungan berupaya agar masyarakat beralih menggunakan transportasi publik dan meninggalkan kendaraan pribadinya. Kemenhub memiliki dua strategi agar hal tersebut terwujud.

Direktur Jenderal Perhubungan Darat Budi Setiyadi mengatakan masyarakat harus diajak untuk melakukan kebiasaan baru, dalam hal ini menggunakan transportasi publik. Hal ini penting dilakukan agar kebiasaan lama, menggunakan kendaraan pribadi bisa perlahan berubah.
 
“Harus ada peran dari setiap Pemerintah Daerah untuk nantinya terjadi pergeseran dari masyarakat yang terbiasa ada di zona nyaman menggunakan kendaraan pribadi pindah pada kendaraan publik,” ujarnya dalam webinar Program Teman Bus, Kamis (9/9/2021).
 
Lanjutnya ia menerangkan penggunaan kendaraan pribadi secara tidak langsung akan menguras Bahan Bakar Minyak (BBM) serta kehilangan waktu. Namun, hal itu bisa tidak dialami apabila masyarakat menggunakan transportasi publik.
 
Dampak buruk lainnya dari penggunaan pribadi, kata dia, akan menimbulkan kerugian ekonomi. Selain itu, asap yang dihasilkan juga akan mengakibatkan polusi udara atau lingkungan yang tidak sehat.
 
Sehubungan dengan itu, saat ini Kementerian Perhubungan tengah mengembangkan program baru yaitu Buy the Service (BTS). Pada program ini nanti, kata Budi, Pemerintah harus menjalankan dua strategi penting secara bersamaan yakni pull strategy dan push strategy.
 
“Pull strategy akan dilakukan oleh Pemerintah Pusat. Di strategi ini, kita nanti akan menarik masyarakat untuk menggunakan kendaraan bus atau transportasi massal perkotaan,” ucapnya.
 
Pada strategi pertama ini, pemerintah akan menanggung risiko dengan pembiayaan 100 persen. Selain itu, pemerintah akan memberikan lisensi kepada operator dengan standar pelayanan minimal yang mekanismenya ada sanksinya. Berikutnya, pemerintah juga akan memberikan prioritas kepada angkutan agar memiliki layanan terbaik. “Jadi nanti masyarakat tidak perlu nunggu lama karena setiap 10 menit bus akan datang,” tambahnya.
 
Sementara, push strategi akan diperankan oleh Pemda. Dimana nantinya Pemda akan mendorong masyarakat untuk keluar dari kendaraan pribadi ke angkutan umum.

“Yang dilakukan Pemda disini, merancang sebuah manajemen ruang parkir, ruang jalan dan waktu, untuk akses kendaraan pribadi. Maksudnya adalah bagaimana caranya Pemda bisa membatasi masyarakat untuk menggunakan kendaraan pribadi, atau setidaknya masyarakat jadi mengurungkan niat pakai mobil motornya,” terang Budi. (RAMA)

Advertisement
Advertisement