"Ekspansi manufaktur global juga masih berlanjut, namun masih sedikit melambat pada bulan April 2022. Perlambatan ini disebabkan oleh berbagai tantangan global, seperti restriksi COVID-19 ketat di China, tensi geopolitik, disrupsi supply chain, dan kenaikan tekanan inflasi," terang Sri.
Sementara itu, dia mencatat bahwa laju ekonomi manufaktur Indonesia menguat ke 51,9. "Ini seiring kondisi ekonomi domestik yang membaik," tutup Sri Mulyani. (RAMA)