"Karena mutasi, virus Zika kini mudah menular, lebih ganas dari versi sebelumnya, dan tahan terhadap kekebalan yang terbentuk dari infeksi sebelumnya," ungkap peneliti.
Lantas, seperti apa penelitian ilmuwan sampai akhirnya mengatakan bahwa virus Zika berpotensi besar jadi pandemi berikutnya?
Peneliti melakukan pengamatan virus Zika secara mendalam melalui mutasi gennya. Diketahui bahwa virus ini bermutasi cepat saat berpindah dari sel nyamuk ke sel tikus dan beradaptasi di tubuh tikus. Bahkan, paparan virus tetap terjadi ketika tubuh tikus pernah terinfeksi demam berdarah.
"Tikus yang kami paparkan demam berdarah ternyata tak mampu melawan mutasi virus Zika. Jika virus ini menyebar luas di masyarakat, risiko menjadi masalah besar amat mungkin terjadi," terang Prof Sujan Shresta, peneliti utama, berbicara pada BBC.
Meski berisiko tinggi menyebar luas antarmanusia, Prof Shresta meyakini bahwa virus Zika tidak akan semasif Covid-19 efeknya pada manusia.