Dia menjelaskan, kebijakan tarif AS tidak hanya berdampak terhadap perdagangan bilateral, tapi juga secara global. Multiplier effect atau efek berganda dari sikap proteksionisme AS kemungkinan membuat harga komoditas menjadi lebih mahal dan menurunkan daya beli masyarakat.
“Misalnya gini, ketika Amerika menaikkan tarif, harga semakin mahal permintaan turun, barang-barang produk antara kita yang diproduksi misalnya di China, di Jepang, dan sebagainya yang tujuan ekspornya adalah ke Amerika juga turun kan,” kata dia.
“Yang direct sudah pasti berkurang ya," katanya. (Wahyu Dwi Anggoro)