Menurut dia, perekonomian digital Indonesia sendiri terus berkembang pesat seperti nilai Gross Merchandise Value (GMV) diproyeksikan mendekati USD100 miliar pada 2025, didorong oleh kemajuan e-commerce.
Kemudian pembayaran digital meningkat 27 persen menjadi USD538 miliar pada 2025 dan diproyeksikan akan melampaui USD1 triliun pada 2030.
Selain itu, QRIS menunjukkan inovasi digital yang memajukan inklusi, dengan transaksi tumbuh 148 persen (yoy) tahun ini, melayani 39 juta merchants dan 58 juta pengguna.
Indonesia juga berkomitmen pada kerja sama internasional, termasuk melalui keanggotaan OECD, di mana sebagian besar regulasi nasional telah selaras dengan standar OECD.
Airlangga juga menyoroti peran penting Artificial Intelligence (AI) dalam membangun masa depan ekonomi dan keuangan digital yang lebih tangguh. Dia menekankan, pembangunan fondasi AI memerlukan empat pilar utama, yang disebutnya 4C yakni Connectivity, Computing capacity, Context dan Competence.