Dia menjelaskan upaya Indonesia dalam memperkuat pilar-pilar tersebut, seperti memperluas jaringan serat optik (connectivity), memberi insentif kepada pusat data domestik (computing capacity), mengembangkan AI yang relevan secara lokal (context), dan mengatasi kesenjangan talenta digital (competence).
Airlangga menambahkan, pertumbuhan pendapatan untuk aplikasi berbasis AI cukup kuat, dan investasi swasta di bidang AI mencapai USD91 juta dari akhir 2024 hingga pertengahan 2025. Sentimen publik sangat optimistis, dengan 56 persen pekerja percaya bahwa AI akan meningkatkan produktivitas, menempatkan Indonesia pada peringkat keempat sebagai pasar AI potensial terbesar di Asia.
“Selain itu, sektor keuangan juga harus berinovasi. Aplikasi AI skala kecil dapat memperluas akses ke perbankan digital, keuangan mikro, dan perangkat pendukung pembuatan keputusan UKM,” ujar Airlangga.
(Dhera Arizona)