Dalam pidato tersebut, Jokowi juga menyebutkan bahwa ada lima agenda utama APBN yakni, penguatan kualitas SDM, akselerasi pembangunan infrastruktur, pemantantapan efektivitas reformasi birokrasi, pelaksaan revitalisasi industri, dan mendorong pembangunan serta pengembangan ekonomi hijau.
Untuk perincian belanja negara dalam RAPBN di 2023 yang direncanakan sebesar Rp3.041,7 triliun, hal tersebut meliputi belanja pemerintah pusat sebesar Rp 2.230 triliun, serta transfer ke daerah sebesar Rp 811,7 triliun.
Sementara itu anggaran kesehatan diperkirakan sebesar Rp169,8 triliun dan anggaran perlindungan sosial dialokasikan sebesar Rp479,1 triliun.
Untuk peningkatan kualitas SDM, pemerintah menyiapkan anggaran sebesar Rp 608,3 triliun. Pemerintah juga mengalokasikan anggaran pembangunan infrasturktur sebesar Rp 392 triliun.
Beralih pada tantangan ke depan yang harus dihadapi pemerintah Indonesia, Jokowi juga menyebut persoalan geopolitics global yang menjadi kewaspaadan karena terbukti memberikan dampak besar bagi perekonomian. Imbas dari konflik antara Russia – Ukraina juga menggangu perekonomian domestik secara tidak langsung.
Selain tantantangan dari sektor geopolitics global, perlambatan ekonomi yang terjadi di berbagai negara berpotensi memunculkan terjadinya stagflasi. Disebutkan, Indonesia akan terkena imbasnya apabila semua negara perekonomiannya melambat.