"Jika stimulus jumbo yang digelontorkan saat ini justru memicu inflasi, maka besar kemungkinan emas akan kian terpuruk nantinya," pungkasnya.
Tren permintaan US Dolar, kata Gunawan, berpeluang meningkat nantinya. Seiring dengan pemulihan ekonomi AS itu sendiri. Bahkan jika dibarengi dengan pengendalian Covid-19 serta membaiknya hubungan dagang dua negara besar seperti AS dan China. Maka emas akan semakin terpuruk.
"Jadi sebaiknya berhati-hati berinvestasi emas di tengah kondisi pemulihan ekonomi yang mulai terlihat saat ini," tukasnya.
Gunawan menuturkan, harga emas berpeluang untuk turun dalam rentang USD1.200 hingga USD1.500 per ons troy. Sejauh ini emas masih diperdagangkan dikisaran level USD1.718, dengan prospek turun yang sangat besar. Dan berpeluang bertahan rendah dalam jangka panjang.
"Saya melihat emas akan sulit naik setidaknya dalam kurun waktu 3 tahun yang akan datang, dengan meletakkan dasar asumsi kinerja ekonomi yang seperti saya sebutkan sebelumnya," tandasnya. (TIA)