Lebih lanjut, Erick mengatakan kondisi global saat ini bergejolak di tengah isu perang dagang. Ditambah dengan memanasnya konflik antara Pakistan dan India, yang merupakan salah satu pasar utama Indonesia untuk komoditas kelapa sawit dan batu bara.
Meski di tengah gejolak, lanjut dia, ekonomi Indonesia tetap mampu tumbuh. Selain itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (USD) juga mulai mengalami pemulihan, dan diikuti oleh menguatnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Pada kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah pada penutupan perdagangan hari ini, Senin (5/5/20255) berada di level Rp16.421 per dolar AS, sedangkan IHSG ditutup menguat ke level 6.831,95.
Menurutnya, hal ini menunjukkan Indonesia pada dasarnya dalam kondisi yang baik.
"Rupiah sudah mulai kembali ke arah yang baik. Bursa juga sudah mulai bounce back. Saya rasa, seperti yang diprediksikan oleh banyak pengamat itu salah, justru kondisi kita baik," ucap Erick.
(Febrina Ratna Iskana)