IDXChannel - Perekonomian Sumatera Utara mampu tumbuh 4,7 persen di triwulan II-2022 ini. Masih di bawah nasional dengan kinerja pertumbuhan ekonomi secara kuartalan yang juga terbilang sangat kecil yakni hanya sebesar 2.56%.
Ekonom Gunawan Benjamin mengatakan, memang pertumbuhan yang ada saat ini patut disyukuri. Apalagi pada Mei 2022 lalu ada pembatasan ekspor minyak sawit mentah yang kemudian menghambat laju perekonomian Sumut sebagai daerah yang mengandalkan kelapa sawit sebagai salah satu pendorong ekonominya.
Yang patut disayangkan adalah saat lebaran yang seharusnya menjadi salah satu sumber motor penggerak ekonomi ternyata masih kurang bisa diharapkan.
Sejauh ini, belanja pemerintah yang mengalami peningkatan dari sisi pengeluaran, sementara dari sisi produksi lapangan usaha administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib yang mengalami peningkatan.
"Jadi ekonomi Sumut memang tumbuh, tetapi coba kita bandingkan dengan inflasinya, dimana secara year on year di bulan juni inflasi Sumut sebesar 5.61%. Inflasinya sangat tinggi, sehingga kontribusi belanja rumah tangga terhadap pertumbuhan ekonomi menjadi tidak terlihat. Padahal kontribusi belanja rumah tangga ini memberikan sumbangsih sekitar setengah dari total pertumbuhan ekonomi," kata Gunawan, Jumat (5/8/2022).
Gunawan menyebutkan, daya beli masyarakat tengah tergerus inflasi belakangan ini. Motor penggerak ekonomi bersandar pada belanja pemerintah. Kalau dilihat dari sisi lapangan usaha di Sumut , sektor pergudangan dan transportasi, penyediaan akomodasi dan makan minum, konstruksi, dan administrasi pemerintahan yang mengalami pertumbuhan fantastis. Sementara sektor lainnya tumbuh tapi terlihat stagnan.
"Pertumbuhan tersebut banyak dikendalikan oleh kebijakan anggaran. Kalau hanya mengaharapkan transportasi dan penyediaan akomodasi sebagai murni perputaran ekonomi masyarakat. Maka saya berkesimpulan bahwa ekonomi Sumut memang tumbuh, tapi sedang tidak baik baik saja," tegasnya.
Inflasi Sumut papar Gunawan, hingga tutup akhir tahun nanti diperkirakan berada dalam rentang 4.6 hingga 4.9%. Namun, pertumbuhan ekonomi hingga tutup tahun nanti masih menjadi persoalan.
"Apakah mampu didorong dengan belanja pemerintah saja? Sementara belanja masyarakat sudah tidak bisa diharapkan lagi. Karena menyisakan Natal dan tahun baru yang menjadi pembuktian selanjutnya," tukasnya.
Sementara untuk kinerja ekspor ini memang masih menggeliat di Sumut. Tetapi harus diingat, ancaman serius berada di depan mata. Masalah geopolitik sekarang ini berpotensi meluas terjadi antara China, Taiwan dan AS. Dan satu hal yang perlu diingat China ini mitra dagang strategis Sumut.