Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II-2025 sebesar 5,12 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), dengan nilai produk domestik bruto (PDB) mencapai Rp5.947 triliun.
Namun, sejumlah ekonom menilai angka tersebut belum sepenuhnya menggambarkan kondisi ekonomi riil.
Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira, menyoroti perbedaan signifikan antara data BPS dan indikator lain seperti Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur. BPS melaporkan industri pengolahan tumbuh 5,68 persen yoy, tetapi PMI Manufaktur justru tercatat di bawah level ekspansi sepanjang kuartal II.
(DESI ANGRIANI)