sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Eksplorasi Migas Makin Diminati Investor, RI Kantongi 23 Kontrak Baru dalam Tiga Tahun

Economics editor Atikah Umiyani
14/10/2024 20:00 WIB
Kementerian menyatakan minat investor untuk melakukan eksplorasi migas di Indonesia terus meningkat. Terdapat 23 kontrak migas baru dalam tiga tahun terakhir.
Eksplorasi Migas Makin Diminati Investor, RI Kantongi 23 Kontrak Baru dalam Tiga Tahun. (Foto: MNC Media)
Eksplorasi Migas Makin Diminati Investor, RI Kantongi 23 Kontrak Baru dalam Tiga Tahun. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan minat investor untuk melakukan eksplorasi migas di Indonesia terus meningkat dalam tiga tahun terakhir. 

Direktur Pembinaan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Ariana Soemanto mengatakan dalam terdapat 23 kontrak migas baru dalam tiga tahun terakhir, termasuk 2 yang ditandatangani hari ini yaitu blok Amanah dan Melati. 

"Saat ini ada tabungan eksplorasi sekitar Rp 4,3 triliun dan Rp 11 triliun untuk pengembangan," kata Ariana dalam Indonesia Exploration Forum (IEF) bertajuk "Framing the Future of Indonesia’s Oil and Gas: Massive Exploration for Indonesia Energy Security" yang digelar di Surabaya, Jawa Timur, Senin (14/10/2024). 

Menurut dia, fokus area eksplorasi ke depan yaitu wilayah timur yang terdapat di 5 area yaitu Buton, Timor, Seram, Aru dan Papua. Untuk wilayah barat, fokusnya ada di Sumatera Utara, Sumatera Selatan dan Jawa Timur.

"Di wilayah timur sudah ada sekitar 5 join study, dan ada 1 yang jadi blok migas baru. Untuk wilayah barat, ada 1 yang sudah mulai mengarah ke joint study.  Adanya Tim Kepmen Eksplorasi, saat ini dari barat hingga timur, memiliki 34 joint study," tuturnya.

Ariana menambahkan, upaya pemerintah untuk mempercepat dukungan terhadap eksplorasi hulu migas yang sudah dilakukan antara lain Fleksibilitas PSC, bagi hasil (split) sampai 50 persen, bank garansi yang lebih murah, penawaran langsung tanpa joint study, perubahan komitmen eksplorasi ke area terbuka, tambahan periode eksplorasi dan penambahan masa periode pasca POD 1.

Dalam kesempatan yang sama, Deputi Eksplorasi Pengembangan Dan Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas Benny Lubiantara menyampaikan eksplorasi yang lebih masif membutuhkan dukungan regulasi yang lebih kuat lagi. Saat ini kebanyakan proyek yang ada di long term plan (LTP) tidak ekonomis.

Oleh karena itu, SKK Migas merumuskan agar hasil eksplorasi dapat diproduksikan dengan payung hukum yang kuat yaitu penyelesaian RUU Migas.

"Industri hulu migas membutuhkan terobosan-terobosan agar ada split yang lebih bagus, jika ada kegiatan di open area kenapa tidak beri kemudahan-kemudahan," kata Benny.

Terkait upaya mempercepat penemuan menjadi produksi, Benny menyampaikan bahwa saat ini dari aspek teknis dan non teknis, hambatan dan tantangan terbesar adalah faktor non teknis. Dia menyampaikan untuk urusan teknis bisa dipercepat, seperti saat ini dalam hitungan bulan plan of development (POD) sudah bisa diselesaikan, tetapi untuk non teknis seperti perizinan, amdal dan lainnya penyelesaiannya tidak dapat diprediksikan.

"Akibatnya meskipun POD sudah disetujui, sering proyek itu delay terus tidak onstream penyebabnya umumnya di perizinan, amdal, pengadaan yang lama, dukungan pemerintah di daerah yang lama. Ketika sekali molor proyek tersebut, maka dipastikan pencapaian target LTP juga akan mundur," ujar Benny.

Direktur Eksplorasi Pertamina Hulu Energi Muharram Jaya Panguriseng menyampaikan pihaknya terus melakukan kegiatan eksplorasi secara masif dan agresif. Di luar upaya yang lain, dia menegaskan peningkatkan produksi kontribusi eksplorasi tetap paling utama dan signifikan.

Muharram menyampaikan Pertamina telah meningkatkan target penemuan migas. Untuk lokasi yang masuk kategori mature, dari statistik 10 tahun terakhir, hanya sekitar 10 MMBOE. Dalam 2 tahun terakhir PHE telah tingkatkan menjadi 15 MMBOE di tahun ini. Untuk tahun 2025 bahwa hanya prospek diatas 30 MMBOE yang di bor. 

"Kami juga melakukan cara-cara yang out of the box, ditempat yang lama dijalankan dengan cara baru. Kita baru saja discovery di sumur Astrea Rokan yaitu 3.000 BOPD per hari tanpa air, 100% adalah minyak," kata Muharram. 

Muharram menambahkan strategi kedua adalah strategi untuk bertumbuh, ibaratnya ketika ditargetkan mencari paus maka harus di laut dalam dan bukan di kolam. 

"Saat ini Pertamina agresif di WK baru salah satunya di Sulawesi dan akan terus melakukan itu di area frontier yang potensial lainnya," ujarnya.

(Febrina Ratna) 

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement