Terkait upaya mempercepat penemuan menjadi produksi, Benny menyampaikan bahwa saat ini dari aspek teknis dan non teknis, hambatan dan tantangan terbesar adalah faktor non teknis. Dia menyampaikan untuk urusan teknis bisa dipercepat, seperti saat ini dalam hitungan bulan plan of development (POD) sudah bisa diselesaikan, tetapi untuk non teknis seperti perizinan, amdal dan lainnya penyelesaiannya tidak dapat diprediksikan.
"Akibatnya meskipun POD sudah disetujui, sering proyek itu delay terus tidak onstream penyebabnya umumnya di perizinan, amdal, pengadaan yang lama, dukungan pemerintah di daerah yang lama. Ketika sekali molor proyek tersebut, maka dipastikan pencapaian target LTP juga akan mundur," ujar Benny.
Direktur Eksplorasi Pertamina Hulu Energi Muharram Jaya Panguriseng menyampaikan pihaknya terus melakukan kegiatan eksplorasi secara masif dan agresif. Di luar upaya yang lain, dia menegaskan peningkatkan produksi kontribusi eksplorasi tetap paling utama dan signifikan.
Muharram menyampaikan Pertamina telah meningkatkan target penemuan migas. Untuk lokasi yang masuk kategori mature, dari statistik 10 tahun terakhir, hanya sekitar 10 MMBOE. Dalam 2 tahun terakhir PHE telah tingkatkan menjadi 15 MMBOE di tahun ini. Untuk tahun 2025 bahwa hanya prospek diatas 30 MMBOE yang di bor.
"Kami juga melakukan cara-cara yang out of the box, ditempat yang lama dijalankan dengan cara baru. Kita baru saja discovery di sumur Astrea Rokan yaitu 3.000 BOPD per hari tanpa air, 100% adalah minyak," kata Muharram.
Muharram menambahkan strategi kedua adalah strategi untuk bertumbuh, ibaratnya ketika ditargetkan mencari paus maka harus di laut dalam dan bukan di kolam.
"Saat ini Pertamina agresif di WK baru salah satunya di Sulawesi dan akan terus melakukan itu di area frontier yang potensial lainnya," ujarnya.
(Febrina Ratna)