Hal ini membuat surplus perdagangan China meningkat menjadi hampir USD114,8 miliar atau sekitar Rp1.860 triliun pada Juni.
Pertumbuhan perdagangan China tetap kuat sepanjang paruh pertama tahun ini meskipun terjadi perang dagang dengan Amerika Serikat (AS). Ekspor meningkat 5,9 persen selama paruh pertama tahun ini menjadi USD1,8 triliun. Namun, impor mengalami kontraksi 3,9 persen selama periode yang sama menjadi lebih dari USD1,2 triliun.
“China dan AS saat ini sedang bekerja secara intensif untuk mengimplementasikan hasil yang dicapai dalam kerangka kerja London,” ujar Wakil Direktur Administrasi Umum Kepabeanan Wang Lingjin dalam konferensi pers hari ini.
Akselerasi ekspor China menyusul penandatanganan kesepakatan gencatan senjata perdagangan dengan AS pada pertengahan Mei, yang memungkinkan kedua belah pihak mengurangi tarif barang masing-masing selama 90 hari sementara mereka terus menegosiasikan perjanjian permanen. Negosiasi lanjutan digelar di London bulan lalu. (Wahyu Dwi Anggoro)