sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Ekspor CPO dan PKO Turun Jadi 32,21 Juta Ton di 2023, Paling Anjlok di Uni Eropa

Economics editor Atikah Umiyani/MPI
27/02/2024 20:05 WIB
Ekspor produk CPO dan PKO mengalami penurunan 2,38% dari 33,15 juta ton pada 2022 menjadi 32,21 juta ton pada 2023. Penurunan terbesar berasal dari Uni Eropa.
Ekspor CPO dan PKO Turun Jadi 32,21 Juta Ton di 2023, Paling Anjlok di Uni Eropa. (Foto: MNC Media)
Ekspor CPO dan PKO Turun Jadi 32,21 Juta Ton di 2023, Paling Anjlok di Uni Eropa. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Eddy Martono, mengatakan ekspor produk CPO dan PKO mengalami penurunan 2,38% dari 33,15 juta ton pada 2022 menjadi 32,21 juta ton pada 2023.

"Penurunan ekspor yang besar terjadi untuk tujuan EU (Uni Eropa) yakni sebesar 11,6% dari 4,13 juta ton di tahun 2022 menjadi 3,70 juta ton di tahun 2023," urai Eddy dalam konferensi pers Syukuran Ulang Tahun GAPKI ke-43 tahun, di Ayana Midplaza, Jakarta, Selasa (27/2/2024).

Menurut dia, hal itu terjadi karena adanya ketidakpastian yang masih membayangi pertumbuhan ekonomi global khususnya negara-negara maju. 

"USA masih dilanda inflasi yang di atas target, China sebagai salah satu konsumen terbesar minyak sawit juga masih bergulat dengan pelemahan ekonomi pasca Covid-19, begitu juga dengan Eropa di mana kondisi ekonominya melemah dengan defisit fiskal yang meningkat diiringi inflasi yang masih tinggi," jelasnya.

Sebaliknya, lanjut Eddy, ekspor untuk tujuan Afrika naik sebesar 33% dari 3.183 ribu ton menjadi 4.232 ribu ton, China naik 23% dari 6.280 ribu ton menjadi 7.736 ribu ton, India naik 8% dari 5.536 ribu ton menjadi 5.966 ribu ton dan USA naik 10% dari 2.276 ribu ton menjadi 2.512 ribu ton.

Sementara itu, ekspor biodiesel dan oleokimia mengalami kenaikan masing-masing sebesar 29 ribu ton dan 395 ribu ton. 

Prospek 2024

Lebih lanjut, Eddy mengatakan, eskalasi geopolitik global kian memanas. Terutama pada saat eskalasi laut hitam yang belum mereda akibat perang Rusia dan Ukraina ditambah eskalasi geopolitik di laut merah akibat perang Israel dan Palestina yang juga diperkirakan dapat memberikan dampak besar terhadap pasokan komoditas. Sebab, laut merah merupakan jalur strategis perdagangan global.

'Kami memperkirakan prospek industri sawit tahun 2024, yaitu  konsumsi dalam negeri diperkirakan akan terus mengalami kenaikan, terutama untuk kebutuhan pangan, industri oleokimia dan kebutuhan energi (biodiesel) dengan adanya implementasi Biodiesel (B35) secara setahun penuh (Fully Implemented)," tuturnya. 

Kedua, harga minyak nabati dunia termasuk minyak kelapa sawit tidak banyak mengalami perubahan dibandingkan dengan tahun 2023. Ketiga, produksi diperkirakan akan stagnan.

"Terakhir, volume ekspor diperkirakan akan mengalami penurunan, terutama karena meningkatnya kebutuhan dalam negeri," pungkasnya. 

(FRI)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement