Di sisi lain, sedikit penurunan harga berasal dari harapan penurunan suku bunga oleh bank sentral utama dan prospek permintaan yang lebih kuat (3,47 juta ton vs 3,20 juta pada tahun 2023) terkait dengan meningkatnya penggunaan nikel dalam baterai kendaraan listrik dan kebangkitan kembali nikel sebagai bahan baku sektor baja tahan karat.
Sepanjang 2023, harga nikel sudah anjlok 39,5 persen dan menjadi komoditas dengan kinerja terburuk di seluruh komponen logam nonferrous di London Metal Exchange (LME).
Lemahnya ekspor nikel Indonesia disebabkan oleh menurunnya permintaan dari negara tujuan ekspornya. BPS juga mengakui bahwa terjadi penurunan harga komoditas nikel secara tahunan yang anjlok.
Harga komoditas nikel per Desember 2023 yang dilaporkan BPS berada di level USD16,5/dmtu.
Angka tersebut turun 43,13 persen dibanding periode yang sama sebelumnya, tepatnya Desember 2022. Saat itu, harga nikel tercatat sebesar USD28,9/dmtu. Sementara itu, secara bulanan, harga komoditas nikel tercatat turun 3,53 persen.