sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Enam BUMN di Bawah Kemenkeu Catat Kinerja Positif Sepanjang 2024, Ini Daftarnya

Economics editor Anggie Ariesta
27/12/2024 20:15 WIB
Enam BUMN yang berada di bawah pembinaan dan pengawasan Kemenkeu menunjukkan kinerja yang signifikan sepanjang 2024.
Enam BUMN di Bawah Kemenkeu Catat Kinerja Positif Sepanjang 2024, Ini Daftarnya. Foto: MNC Media.
Enam BUMN di Bawah Kemenkeu Catat Kinerja Positif Sepanjang 2024, Ini Daftarnya. Foto: MNC Media.

4. PT Indonesia Infrastructure Finance atau IIF

IIF berhasil mencatatkan laba bersih Rp67,1 miliar atau tumbuh 75,6 persen year-on-year (yoy) pada semester I-2024 dari sebelumnya Rp38,2 miliar.

Adapun pencapaian laba ini ditopang oleh pendapatan bunga bersih IIF pada semester I-2024 yang meningkat 7,5 persen menjadi Rp192,8 miliar dibandingkN periode sebelumnya sebesar Rp179,4 miliar.

Sementara itu, aset investasi Perseroan tercatat sebesar Rp13,1 triliun. Aset ini terbesar di sektor energi terbarukan yang porsinya mencapai 24 persen. 

Kemudian, sektor telekomunikasi & informasi yang porsinya mencapai 22 persen, dan sektor jalan tol 13 persen.

Sampai dengan 30 Juni 2024, IIF telah membukukan komitmen baru senilai Rp1,6 triliun, yang terdiversifikasi ke beberapa sektor seperti infrastruktur air, gas, jalan tol, dan infrastruktur kawasan.

5. Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank

LPEI mencatatkan laba periode berjalan senilai Rp89,3 miliar per Juni 2024. Angka tersebut tumbuh sekitar 57,92 persen secara tahunan.

Mengutip laporan keuangannya per 30 Juni 2024, raihan laba tersebut didukung oleh pendapatan bunga bersih yang tercatat masih tumbuh. Di mana, pada periode tersebut, pendapatan bunga dan usaha syariah LPEI tercatat senilai Rp391,92 miliar atau naik 0,44 persen.

Di sisi lain, pendapatan non bunga dari LPEI justru mengalami koreksi menjadi Rp85,29 miliar. Pada periode sama tahun lalu, pendapatan non bunga yang dicatat oleh LPEI mampu mencapai sebesar Rp134,3 miliar.

LPEI mampu melakukan efisiensi terhadap beban operasional sehingga tercatat ada penurunan. Beban operasional LPEI di periode Juni 2024 tercatat senilai Rp374,04 miliar dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp393,9 miliar.

Salah satu hal yang menyebabkan beban operasional mengalami penurunan adalah pos pembentukan CKPN. Sebab, CKPN yang dibentuk LPEI pada periode ini turun 75,35 persen yoy menjadi hanya sekitar Rp19,72 miliar.

Tak hanya itu, beban gaji dan tunjangan dari LPEI juga tercatat mengalami penurunan di periode ini. Di mana, beban gaji dan tunjangan LPEI senilai Rp240,18 miliar dari tahun sebelumnya senilai Rp246,46 miliar.

Sementara itu, total pembiayaan dan piutang yang dimiliki LPEI per 30 Juni 2024 tercatat senilai Rp41 triliun. Sebagai perbandingan, total pembiayaan dan piutang LPEI per 31 Desember 2023 senilai Rp41,18 triliun.


6. PT Geo Dipa Energi (Persero)

Geo Dipa yang mencatatkan kinerja signifikan di tahun ini. Direktur Utama GeoDipa Yudistian Yunis menyampaikan bahwa sepanjang tahun 2024, kinerja perseroan berada dalam performa baik dengan menghasilkan 845 GWh atau 100 persen dari target RKAP 2024 yang merupakan produksi dari Unit Dieng dan Patuha. 

Sementara itu, laba bersih yang diperoleh perseroan mencapai Rp235 miliar atau 127 persen dari RKAP 2024 dengan pendapatan mencapai Rp1,14 triliun.

Geo Dipa juga telah menyusun Rencana Kerja Anggaran Perusahaan Tahun 2025 dengan mengusung tema Shifting the Curve: Maturing The Implementation of Green Financing, Digitalization, and ERM.

"Tahun 2025 Perseroan akan mengusung strategi kunci yakni ESG Framework & Green Financing, improvement proses bisnis pengadaan, enterprise architecture and data integration, change management framework, kemitraan pengembangan dan operasional anak usaha, serta Internalisasi budaya (LIGHT)," ujar Yudistian.

Adapun Geo Dipa telah memberikan sokongan ke penerimaan sebesar Rp200 miliar setiap tahunnya. Namun, peran Geo Dipa ke penerimaan negara bervariasi setiap tahunnya tergantung dari kinerja perusahaan.

Pada 2024, Geo Dipa terus berupaya untuk meningkatkan kinerja pengelolaan panas bumi pada PLTP yang dikelolanya. Berbagai wujud upaya GeoDipa meliputi implementasi teknologi GEOREC terbaru, ekspansi proyek, dan pemeliharaan preventif berbasis kondisi untuk memastikan peralatan pada PLTP tetap dalam kondisi optimal dan beroperasi dengan efisiensi tinggi.

(NIA DEVIYANA)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement