Begini Strategi JNE Hadapi Gempuran Bisnis Pengiriman Barang
PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) yang berdiri pada 1990 lalu memiliki sejumlah strategi dalam menjalankan bisnisnya. Semula JNE hanya bergerak di bidang usaha jasa pengiriman dan pendistribusian.
Namun kini telah memperluas bidang usahanya hingga jasa pengiriman makanan khas daerah (PESONA), jasa kepabeanan, penjemputan di bandara, dan pengiriman uang/money remittance.
Pada akhir 2012, JNE memisahkan divisi Logistik, menjadi unit usaha tersendiri dan terpisah dari unit kurir ekspres. Setahun kemudian, JNE melakukan ekspansi di bidang logistik, dengan berfokus pada layanan yang mencakup pergudangan,
cargo, pengiriman jalur darat, sea freight, dan air freight.
Lalu JNE melakukan optimalisasi Mobile Applications untuk meningkatkan service berupa trace tracking kiriman, kemudahan transaksi digital, Free Pick up dan COD pada 2014.
Tiga tahun setelahnya, JNE membangun EFulfillment di beberapa cabang yaitu Warehouse Management System yang terintegrasi terkait warehousing, order fulfillment, technology development, shipping management dan delivery, menjadi solusi lengkap untuk para UKM di seluruh Indonesia.
Dalam menyikapi perkembangan ekonomi digital, JNE menggunakan Autonomous Data Warehouse Cloud, yakni teknologi terbaru dari Oracle yang mencakup Artificial Intelligence (AI) dan Machine Learning (ML) dalam mempercepat pengiriman barang.
Platform baru ini dapat memantau lebih dari seratus layanan JNE seperti track and trace pada pengiriman ekspres. Hal ini memungkinkan konsumen untuk mengetahui di mana paket mereka berada di setiap tahap perjalanan pengiriman barang.
Untuk memudahkan konsumen, JNE menyediakan berbagai sistem pembayaran mulai dari bank transfer, e-payment hingga cash on delivery (COD).
Selain menerapkan teknologi digital, JNE melakukan ekspansi jaringan yang mencapai 8.000 lebih di seluruh Indonesia. Termasuk bekerja sama dengan PT Pelindo Solusi Logistik (PSL) dalam pengembangan layanan logistik di pelabuhan yang berbasis digital, baik untuk skala retail maupun korporasi.
Selanjutnya melengkapi Hub JNE Express di Bandara Internasional Bali Utara untuk mempercepat proses pelayanan distribusi logistik di kawasan Indonesia Timur. Pada tiga tahun lalu, JNE telah membangun Mega Hub di area Bandara Internasional Soekarno-Hatta untuk mempercepat pensortiran ratusan ribu paket per hari.
Melalui berbagai strategi bisnis tersebut, JNE berhasil mencatatkan volume pengiriman barang per hari mencapai 1,6 juta paket. Angka pertumbuhan pengiriman barang tersebut mencapai lebih dari 30 persen per tahun.
Adapun 70 persen pendapatan JNE berasal dari sektor ritel. Sisanya, disokong oleh korporat. Dari 70 persen pendapatan ritel itu, separuhnya bersumber dari transaksi e-commerce.
Bila melihat sebaran wilayah, transaksi terbesar masih berada di Jabodetabek lantaran didukung populasi yang padat. Sekitar 50 sampai 60 persen aktivitas pengiriman barang terjadi di wilayah tersebut, sisanya berasal dari luar Jabodetabek.
"Tidak hanya itu saja, dengan perkembangan e-commerce yang begitu cepat, maka kebutuhan akan pengiriman barang ikut merasakan pertumbuhan dan peningkatan yang signifikan. JNE tetap optimis industri logistik ini akan terus tumbuh," ujar VP of Marketing JNE Eri Palgunadi dalam keterangan resmi, Senin (27/3/2023).
Ia menambahkan, biasanya volume pengiriman JNE akan melonjak 20-30% pada peak season seperti Ramadan dan Idulfitri. "Oleh karena itu, menghadapi kondisi ini, JNE telah melakukan berbagai antisipasi dan persiapan seperti, penambahan di sektor SDM dan armada, dari jumlah karyawan yang saat ini berjumlah lebih dari 50 ribu orang," ujarnya.
Untuk mendorong UMKM bangkit bersama, JNE menggelar berbagai pelatihan demi memaksimalkan penjualan produk. Mulai dari cara pengemasan paket hingga pemanfaatan produk layanan JNE yang sesuai dengan kebutuhan para pelaku UMKM.
“UMKM di Jakarta memiliki potensi untuk berkembang apabila dapat memaksimalkan penjualan secara online. Karena itulah JNE hadir dan menyelenggarakan program JNE Ngajak Online 2023 yaitu JNE melakukan engagement dengan UMKM Lokal di 10 kota dengan mengedukasi dan mengintegrasi baik offline maupun online sehingga 360 marketing tercipta,” tambahnya.