"Memang di BUMN ini tidak ada sistem pengembangan kepemimpinan yang terstruktur, terkecuali barangkali BRI sama Telkom, yang lain tidak ada. Jadi anda bisa lihat sendiri ini bentar ganti lagi, bentar rombak lagi, itu tidak memberikan kesan positif terhadap investor yang mau masuk ke Indonesia," tutur dia.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir telah melakukan perombakan jajaran direksi dan komisaris BUMN. Tercatat ada manajemen belasan perusahaan yang sudah diotak-atik mantan Bos Inter Milan itu. Pencopotan dan nomenklatur direksi BUMN ini, kata Erick, bertujuan untuk melakukan penyegaran atau perbaikan tata kelola perseroan.
"Tugas saya utamanya menegakkan kembali GCG (Good Corporate Governance). Kalau yang bagus kita kasih reward, kalau yang tidak bagus kita bersihkan. Kita harus copot, itu bagian dari perbaikan Kementerian BUMN," ujar Erick beberapa waktu lalu. (TIA)