IDXChannel - Kementerian BUMN mencatat ada 10 perusahaan pelat merah yang berhasil memperoleh laba dan pendapatan terbesar. Perseroan terdiri dari sejumlah sektor bisnis.
Adapun 10 perusahaan negara yang berhasil membukukan laba bersih terbesar diantaranya, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) sebesar Rp 25,66 triliun, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mencapai Rp 21,05 triliun, lalu PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) dengan laba bersih Rp 19,07 triliun.
Kemudian, PT PLN Rp 12,45 triliun, MIND ID Rp 9,82 triliun, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) Rp 7,77 triliun, PT Pupuk Indonesia Rp 4,63 triliun, PT Asabri Rp 3,53 triliun, PT Perkebunan Nusantara Rp 2,95 triliun, dan IFG Rp 2,9 triliun.
Sementara itu, top 10 perusahaan dengan pendapatan terbesar diantaranya, PT Pertamina (Persero) sebesar Rp 548,29 triliun, PT PLN (Persero) senilai Rp 269,87 triliun, PT Bank BRI Rp 119,94 triliun, PT Telkom Indonesia Rp 106,04 triliun, lalu PT Bank Mandiri Rp 105,86 triliun.
Disusul, MIND ID Rp 63,82 triliun, PT Pupuk Indonesia sebesar Rp 56,02 triliun, PT Bank BNI Rp 53,34 triliun, PT Perkebunan Nusantara Rp 36,46 triliun, PT Bio Farma (Persero) Rp 30,65 triliun.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mencatat dua tahun ini akan fokus melakukan transformasi perusahaan BUMN . Tercatat ada lima program utama yang harus direalisasikan.
"Tentu, 2 tahun kedepan adalah masa yang penting untuk transformasi. Memang, di Kementerian BUMN ada lima (program) yang sedang kita pikirkan," ujar Erick, dikutip Jumat (7/1/2022).
Adapun kelima program yang dimaksud diantara, pertama, transformasi digitalisasi yang dilakukan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Telkomsel Tbk., salah satunya, peluncuran 5G Mining yang merupakan hasil kolaborasi antara PT Freeport Indonesia dan Telkom.
Inovasi tersebut merupakan langkah transformasi yang dilakukan perusahaan dalam menghadapi persaingan industri 4.0. Peluncuran ditargetkan 5G Mining pada 2022.
Kedua, transformasi energi baru terbarukan (EBT) yang digodok PT PLN (Persero). Di sektor ini, PLN akan menggarap pembangunan pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT) berkapasitas 20,09 gigawatt (GW) pada 2025.
Ketiga, transformasi di sektor pertambangan yang dilakukan Holding BUMN Pertambangan. Keempat, industri pariwisata yang menjadi fokus PT PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) sebagai payung dari Holding Pariwisata dan Pendukungnya.
Kelima, transformasi di sektor pangan. Erick menggarisbawahi Indonesia sebagai negara agraris yang seyogyanya menjadi ekosistem atau lumbung pangan dunia. Namun, kondisi saat ini justru memperlihatkan Indonesia kerap melakukan impor pangan.
(NDA)