"Dengan OTP rate yang baik, akan berkorelasi dengan reputasi Garuda Indonesia di ruang persepsi publik. Itu sangat bagus karena menunjukkan Indonesia memiliki maskapai penerbangan yang bisa diandalkan. Ini penting karena dinamika masyarakat sudah semakin meninggi, dan membutuhkan moda transportasi yang andal," tutur Erick, Kamis (10/11/2022).
Lebih lanjut, Erick mengatakan kinerja OTP banyak digunakan sebagai indikasi performa utama yang kuat untuk menilai maskapai penerbangan dan bandara. OTP juga merupakan pembeda layanan potensial dalam memasarkan sebuah brand maskapai penerbangan kepada wisatawan udara. OTP memiliki peran penting dalam manajemen operasi maskapai.
Dia mengingatkan penundaan penerbangan akan mempengaruhi produktivitas dan merugikan maskapai penerbangan hingga ribuan dolar setiap tahun, sesuai data OAG Flightview. Oleh karena itu, OTP harus dijadikan KPI utama pada maskapai penerbangan untuk mengukur dan mengevaluasi proses, serta mengidentifikasi peningkatan kinerja operasi Garuda Indonesia.
"Kinerja OTP ini bukan hanya kerja Garuda, melainkan hasil sinergi maskapai penerbangan dengan pengelola kebandarudaraan. Garuda Indonesia, Citilink, dan Angkasa Pura harus terus konsolidasi demi hasil yang maksimal dan berkelanjutan. Jadikan OTP sebagai salah satu ukuran kinerja maskapai, mulai dari staf hingga direksi, dan mendorong tim untuk bekerja secara efisien," kata Erick.
Dilansir dari laman oag.com, disebutkan OTP merupakan metode yang diterima secara luas untuk memahami ketepatan waktu pada berbagai moda transportasi umum, termasuk penerbangan. Ini menyediakan sarana standar untuk membandingkan seberapa baik satu penyedia layanan beroperasi sesuai dengan jadwal yang diterbitkan, dibandingkan dengan yang lain.
Dalam penerbangan, keberangkatan atau kedatangan pesawat yang dianggap tepat waktu adalah yang menjaga pada rentang waktu 15 menit dari waktu yang dijadwalkan.
(FRI)