Aksi korporasi Pertamina, lanjut dia, merupakan pengembangan bisnis migas di sektor hulu. Melalui langkah ini, BUMN bisa menambah portofolio bisnis dengan mengeksplorasi sumur baru.
Investasi di Masela dipandang menjadi satu keharusan. Tak hanya itu, sejalan dengan pencaplokan hak partisipasi Shell, Erick juga terus mengkonsolidasi aset Pertamina yang dinilai potensial.
"Artinya apa, jika kita lakukan aksi korporasi untuk hulu tidak lain untuk mengenbangkan sumur baru atau sumur tua yang harus di eksplorasi lagi," ucapnya.
"Salah satunya juga pemgembangan daripda usaha, termasuk investasi di Masela, nah itu kita coba mengkonsolidasi aset-aset bagus," lanjut dia.
Ihwal nilai transaksi atas akuisisi yang dimaksud, Erick enggan memberi penjelasan detail. Meski kedua entitas energi ini sudah menyepakatinya.
"Udah, tapi jangan dibuka dulu. nanti kah taunya berubah, salah," tutur Erick.
Sebelumnya, eks Wakil Menteri BUMN I, Pahala Nugraha Mansury mengatakan, kesepakatan Pertamina dan Shell Indonesia sudah termasuk nilai pembayaran atas hak partisipasi. Meski demikian, dia enggan merinci nominal atas pembayaran tersebut.
"Antara kita sama Shell sudah disepakati berapa nilainya dan term waktu pembayarannya, nanti mengenai jumlahnya berapa? Tanyakan ke pihak Pertamina," ujar Pahala saat ditemui di Hotel Le Meridien.
(FRI)