"Pertamina sudah masuk perusahaan global dalam daftar Fortune Global 500 (tahun 2021), kalau sudah masuk situ ya tidak boleh kecil harus tambah besar. Dan 100 miliar bukan sesuatu yang mustahil, asal mau," ungkapnya.
Sebelumnya, Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati mencatat pihaknya memiliki tiga tugas yang harus dilakukan secara paralel. Selain itu, Pertamina juga ditantang untuk melakukan pengembangan dan melangkah untuk menjawab energi transisi.
“Bagaimana cara kita melaksanakan? Kita membagi kapal besar Pertamina dengan membuat 6 kapal-kapal kecil yang kita sebut Subholding. Ada yang bertugas hari ini. Ada yang bertugas untuk transisi menjajaki di laut yang berbeda. Dan ada yang harus berpindah kapalnya di lautan sebelah,” tuturnya.
Untuk 3 subholding yakni Subholding Upstream, Subholding Refining & Petrochemical dan Subholding Commercial & Trading harus tetap menjalankan tugasnya saat ini, karena Pertamina mempunyai amanah sesuai Undang-Undang Energi yang menjaga kehandalan atau availability, accessibility, affordability, acceptability dan sustainability.
Sementara itu, Subholding Gas akan bergerak ke tengah untuk mengelola energi transisi dari fosil fuel ke new and renewable energy yakni Gas dengan porsi dalam bauran energi tetap di angka 22 persen hingga 25 persen. Dengan peningkatan demand energi 5 kali lipat dalam 5-10 tahun ke depan, maka porsi gas ini harus ditingkatkan.