SAIC memperoleh tarif yang paling tinggi sebesar 37,6 persen. Perusahaan otomotif milik pemerintah China itu bermitra dengan General Motors dan Volkswagen. Salah satu produknya lewat sub-brand MG, MG4 sangat laris di Eropa.
"Harga yang harus dibayar karena tidak kooperatif menjadi pukulan telak bagi SAIC yang memperoleh 15,4 persen pendapatan globalnya dari penjualan mobil listrik di Eropa," kata lembaga riset independen, Rhodium Group.
Sementara itu, produsen mobil listrik terbesar China, BYD justru mendapatkan tarif terendah 17,4 persen. Divisi riset ING Bank, bank asal Belanda mengatakan, tarif itu menguntungkan BYD di pasar Eropa.
Geely, yang juga memiliki brand Volvo terkena tarif tambahan 19,9 persen. Geely menyatakan, kenaikan tarif tersebut masih membuat perusahaan untung, meski keuntungan bakal tergerus cukup signifikan.
(RFI)