IDXChannel - Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, untuk menuju target produksi minyak 1 juta barel per hari dan gas 12 BSCFD terutama di tengah persaingan geopolitik saat ini dibutuhkan usaha-usaha dan kolaborasi antara KKKS, pemerintah dan seluruh stakeholder migas untuk meningkatkan iklim investasi migas di Indonesia.
"Salah satunya melalui upaya penyempurnaan Kontrak Bagi Hasil dalam meningkatkan keekonomian proyek migas," kata Dwi Soetjipto dalam siaran pers yang diterima, Jumat (16/12/2022).
Ia mengungkap, beberapa permasalahan yang saat ini terdapat dalam KKS Migas terutama Kontrak Bagi Hasil Gross Split diantaranya yaitu dengan nilai bagi hasil pada terms & conditions BH Gross Split saat ini yang kurang kompetitif dalam memberikan access to gross revenue bagi KKKS, sulit untuk dapat mencapai keekonomian proyek dikarenakan konsep time value of money belum dapat diakomodasi dengan baik.
Formula progresif split saat ini masih tidak kompetitif dan perlu disempurnakan terutama pada kondisi pasar yang sangat fluktuatif saat ini dimana formula dapat menghasilkan koreksi split negatif bagi KKKS yang terlampau besar. Ketentuan penyesuaian bagi hasil berdasarkan evaluasi bulanan pada KBH Gross Split masih menyulitkan penyusunan dan realisasi rencana kerja.
Sementara itu, Direktur Pembinaan Usaha Hulu Noor Arifin Muhammad mengungkapkan bahwa pemerintah telah mengidentifikasi permasalahan tersebut pada kuesioner evaluasi implementasi KBH Gross Split untuk KKKS dan saat ini sedang dilakukan kajian atas perbaikan terms & conditions KBH Gross Split dimana akan dilakukan simplifikasi jumlah komponen variable split dan penyempurnaan pemberian batas koreksi split pada progresif split.