IDXChannel - Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto mendesak SKK Migas agar menggenjot program 1 juta BPH minyak di tahun 2030. Target tersebut diharapkan dapat tercapai lebih cepat dari jadwal.
“Jangan seperti sekarang ini, pemerintah hanya gembar-gembor jargon 1 juta barel minyak, namun faktanya setiap tahun target lifting tersebut terus merosot menjadi sekitar 600 ribu BPH. Sementara realisasi target tersebut juga tidak seratus persen tercapai. Artinya target lifting kita bukan mendekati 1 juta BPH, tetapi malah menjauhi. Ini kan kontradiktif, aneh bin ajaib,” kata Mulyanto dalam keterangan pers yang diterima, Jumat (9/12/2022).
Selain itu ia menjelaskan, karena angka target sudah disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi cadangan migas yang ada maka target tersebut seharusnya sudah bisa dicapai lebih cepat dari yang ditargetkan. Adapun pimpinan SKK Migas yang diharapkan agar bisa proaktif mengkaji dengan matang terkait dengan revisi UU Migas.
“SKK Migas ini kan lembaga sementara. Namun sudah hampir 10 tahun tetap dipertahankan. Ini kan soal kepastian hukum di bidang migas. Jadi jangan heran kalau soal ini diduga menjadi salah satu penyebab hengkangnya investor raksasa migas seperti Conoco Philip, Chevron, Shell, dan lainnya dari Indonesia,” kata Mulyanto.
“Di tengah industri migas yang semakin senja kala didesak oleh energi baru dan terbarukan (EBT), serta impor kita yang masih tetap tinggi di saat harga melambung, semestinya pemerintah segera merumuskan grand design strategi pengembangan migas ke depan, termasuk soal kelembagaannya. Bila tidak kita akan terus menjadi aktor pinggiran yang pontang-panting terimbas turbulensi dinamika lingkungan strategis,” lanjutnya.