Proyeksi Ekonomi Turki
Meskipun tidak menyebutkan resesi, bank investasi global J.P. Morgan memperkirakan ekonomi Turki dapat berkontraksi 2% pada Q3 tahun ini dan pertumbuhan nol% pada Q4 2022.
Sementara itu, dalam laporan inflasi pada 27 Oktober, CBRT memperkirakan inflasi Turki bisa mencapai 65,2% pada akhir 2022, naik dari perkiraan sebelumnya sebesar 60,4%.
Tahun depan, inflasi diperkirakan mencapai 22,3% pada akhir 2023. Sementara laju kenaikan harga diperkirakan baru akan melambat menjadi 8,8% pada akhir 2024.
Pada 10 Oktober lalu, Bank Dunia memproyeksikan ekonomi Turki melambat menjadi 2,7% pada 2023.
ING Group memperkirakan PDB negara itu akan tumbuh sebesar 3% di tahun depan dari perkiraan 5% pada tahun 2022. Pertumbuhan ini diperkirakan akan pulih sebesar 4% pada tahun 2024.
Sementara pada September lalu, Fitch Ratings merevisi perkiraannya untuk pertumbuhan ekonomi Turki diperkirakan akan melambat menjadi 2,9% pada 2023 dan tetap pada level yang sama pada 2024.
Adapun proyeksi TradingEconomics memperkirakan pertumbuhan PDB Turki dapat mencapai 5,10% pada akhir 2022. Sementara tahun berikutnya melambat menjadi 3,2%.
Sebagai salah satu negara emerging market yang memiliki reputasi mentereng di antara G20, kondisi ini tentu mengkhawatirkan bagi Turki. Namun, tampaknya presiden Erdogan masih akan tetap melakukan intervensinya terhadap ekonomi Turki dan sangat memiliki ciri khas berseberangan dengan kebijakan yang diambil Barat.
Terlepas dari kondisi ekonomi global saat ini, mungkinkah jalan ekonomi yang dipilih Turki akan mempengaruhi masa depan keanggotaannya dalam organisasi G20? Menarik untuk ditunggu. (ADF)