IDXChannel - Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) Amerika Serikat menyebutkan bahwa rapid tes lebih cenderung memberikan hasil negative palsu untuk mendeteksi varian virus Omicron dibandingkan dengan strain sebelumnya.
Kabar tersebut mulai muncul ketika Amerika Serikat menghadapi lonjakan besar gelombang Covid-19 yang diduga diakibatkan dari virus Omicron. FDA mengatakan bahwa tes PCR dinilai lebih akurat untuk mendeteksi infeksi Omicron.
Dalam sebuah pernyataan, FDA menyatakan bahwa pihaknya sedang bekerja sama dengan National Institutes of Health (NIH) untuk mempelajari kinerja tes antigen, terhadap sampel pasien yang mengandung versi langsung dari varian Omicron.
"Data awal menunjukkan bahwa tes antigen memang mendeteksi varian Omicron tetapi mungkin telah mengurangi sensitivitasnya," kata badan tersebut dikutip dari Channel News Asia, Rabu (28/12/2021).
“Pengujian sebelumnya berfokus pada sampel virus yang tidak diaktifkan daripada virus hidup yang lebih baik, dan penurunan kinerja belum terlihat sampai sekarang,” tambah pernyataan itu.
Kendati demikian, FDA akan tetap mengizinkan untuk penggunaan tes antigen bertujuan untuk mendeteksi protein permukaan virus corona sesuai dengan instruksi. “Individu harus terus menggunakannya sesuai dengan instruksi,” ujarnya.
Misalnya, beberapa tes cepat menginstruksikan pengguna untuk mengambil dua tes, dengan selang waktu tertentu, untuk mengonfirmasi hasil negatif.
Jika seseorang dites negatif dengan tes cepat tetapi diperkirakan memiliki COVID-19, baik karena gejala atau paparannya, mereka tetap disarankan untuk mendapatkan tes molekuler seperti PCR.
Hal tersebut bertujuan untuk mendeteksi materi genetik virus. PCR dinilai lebih akurat karena mereka dapat membuat jutaan salinan RNA virus, sehingga jumlah yang sangat kecil pun dapat dideteksi.
(NDA)