"Tentu bukan penindakan, tetapi pemberian edukasi, pemberian pemahaman bahwa ruang ketiga harus dibuat sedemikian rupa sehingga mereka nyaman. apakah ada acara di situ? perlu pembahasan banyaak pihak karena terkait pertama itu dekat lalu lintas. Jangan sampai ada nggak representatif lagi selain di sana? atau harus di sana? tentu kita Disbud senang banget, dengan pariwisata urusan sebenarnaya itu," kata Iwan.
Iwan mengungkapkan, pihaknya ingin menjaga agar kehidupan para pelaku seni tetap terfasilitasi dengan baik di Ibu Kota. Oleh sebab itu, melalui Citayam Fashion Week, dia berharap sektor industri pariwisata DKI Jakarta dapat terdongkrak lebih baik.
"Kalau kami lebih ke menjaga kehidupan, misalnya pekerja seni, pegiat seni, seniman itu bagiannya Disbud. tapi menambah penghidupan bagaimana tourisme dimaknai, hotel, pajak dll. Itu adalah tugas dari dinas pariwisata," ucap Iwan.
"Kami disini menjaga aktivitas seni budaya agar terus berkembang. Selain itu, kegiatan melestarikan kebudayaan dan memberi manfaat lebih bagi masyarakat pada umumnya menjadi salah satu tugas kami di Disbud DKI Jakarta," tambah Iwan dengan lugas.
Sebelumnya, Menurut Sosiolog Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Luluk Dwi Kumalasari menjelaskan, Citayam Fashion Week merupakan fenomena yang wajar. Hal ini didasarkan pada naluri manusia sebagai makluk sosial untuk membentuk kelompok sesuai karakteristik dan tujuan tertentu.